“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS al-Ahzab [33]: 59)
Gimana jadinya kalo tiba-tiba kamu nemuin Siti Nurhaliza tampil berbusana muslimah? (ini seandainya lho.. eh, moga-moga saja benar hehehe...). Rambutnya ditutupi kerudung, seluruh tubuhnya dibalut jilbab panjang, tebal, dan longgar. Wajahnya pun dipoles make-up
Sudah menjadi rahasia umum kalo Siti Nurhaliza emang cakep. Mungkin juga sudah jadi kesepakatan bersama bahwa Siti Nurhaliza memang cantik. Sehingga kalo dipermak kayak gimana pun Siti akan tetap cantik. Apalagi kalo doi berbusana muslimah. Tul nggak?
Tapi, sangat mungkin juga ada kalangan yang memprotes apa yang (kalo jadi neh) dilakukan Siti Nurhaliza seperti yang kita andaikan itu. Kenapa? Macam-macam sih pikirannya. Tapi yang kayaknya udah pasti adalah bahwa jika Siti Nurhaliza tampil berbusana muslimah seperti yang digambarkan di awal tulisan ini, maka para “tukang intip” nggak bakalan bisa lagi menikmati bagian-bagian tubuh Siti Nurhaliza yang mungkin saja dianggap sebagai sex appeal alias daya tarik seksual yang bisa menjadi pembangkit nafsu seksual kaum lelaki. Meski kudu diakui pula dalam masalah ini selalu berbeda selera. Tapi paling nggak di sinilah letak yang kontra jika saja Siti Nurhaliza benar-benar tampil berbusana muslimah yang sesuai syariat.
Sobat muda muslim, ngomongin soal kecantikan (dan juga) kegantengan seperti nggak ada abisnya. Makin dibahas makin seneng. Kian dipikirin kian bikin nggak enak tidur. Soalnya makin kepikiran. Dirasa-rasa pun, malah kian terasa. Apalagi bila lingkungan juga ngomporin van manas-manasin, pasti tambah bikin jadi beban kalo nggak sesuai dengan kriteria cantik atau ganteng yang berlaku di tengah masyarakat kita saat ini. Streslah kita dibuatnya.
Jika opini masyarakat sekarang menganggap bahwa wajah berjerawat adalah bagian dari sebuah “aib” yang bisa membuat wanita tidak cantik, maka mereka yang termakan opini itu berusaha menutupi wajah dengan berbagai kosmetik agar terlihat mulus kulit wajahnya. Opini yang berkembang saat ini pun menyebutkan bahwa wanita yang berkulit mulus saja belum sepenuhnya cantik bila kulitnya tidak putih. Maka, rame-rame pula para akhwat rela mengeluarkan duit puluhan ribu rupiah untuk “mengamplas” kulitnya dengan kosmetik tertentu agar terlihat lebih bersih. Tujuan mulianya, biar disebut berkulit putih dan itu menjadikan dirinya bisa membeli status bahwa dia memang cantik sesuai kriteria masyarakat saat ini.
Nah, bagaimana dengan wanita muslimah yang berjilbab? Kalo berdasarkan hitung-hitungan logika kebanyakan masyarakat sekarang, hampir bisa dipastikan bahwa mereka itu tidak tampil cantik. Karena apa? Karena ia tidak bisa menampilkan sisi sex appeal
Jadi kesimpulannya menurut ukuran masyarakat kapitalis saat ini, wanita berjilbab itu tidak cantik. Tidak menarik. Tidak sesuai tuntutan jaman. Itu artinya pula dengan semena-mena menyematkan label bahwa wanita berjilbab nggak bisa hidup di lingkungan saat ini. Kalo nekat, siap-siaplah dapat label nggak konek alias tulalit ama aturan pergaulan dunia yang udah mendarah-daging dan berurat akar ini. Hmm... kamu protes dong? Sabar dulu. Kita belum sampe ke persoalan inti. Kita lagi pemanasan dulu neh dalam buku kecil ini. Sabar sobat! Kita geber pelan-pelan. Oke?
No comments:
Post a Comment